Ide

Tahun yang Tidak Masuk Akal

GUSYAHYA.ID Saya sering menggambarkan kepada banyak orang bahwa 1 tahun PBNU ini sejak dilantik 31 Januari 2022 sampai dengan sekarang ini adalah tahun yang tidak masuk akal.

Alhamdulillah, terima kasih khususnya kepada Pondok Pesantren Tebuireng, lebih khusus lagi kepada pengasuhnya KH Abdul Hakim Mahfudz yang telah mengizinkan kami untuk ngerepoti dengan menyelenggarakan majlis tasyakur pada malam hari ini, dengan pemberitahuan yang cukup mepet, tapi alhamdulillah bisa kita kerjakan.

Yang paling utama yang ingin saya sampaikan sebetulnya adalah, laporan tentang apa yang sudah dikerjakan oleh teman-teman di PBNU selama perjalanan satu tahun terakhir ini.

Saya sering menggambarkan kepada banyak orang bahwa 1 tahun PBNU ini sejak dilantik 31 Januari 2022 sampai dengan sekarang ini adalah tahun yang tidak masuk akal. Karena saya menyaksikan sendiri bagaimana teman-teman seluruh jajaran PBNU, dari pengurus harian sampai lembaga-lembaga, banom-banom, bekerja tunggang-langgang hampir tanpa jeda, hampir tanpa libur tiap hari, apalagi yang nyambi jadi walikota segala, itu pasti sangat sibuk. Dan dengan capaian-capaian yang saya kira sulit ditandingi.

Saya bukannya mau, ya memang mau membanggakan diri saya ini, saya percaya sulit dicari tandingannya di tempat lain, di organisasi-organisasi lain.

Kami dikukuhkan tanggal 31 Januari 2022 dan pada bulan Mei, teman-teman sudah berhasil menyelesaikan desain atau rancangan tatanan organisasi yang paling mendasar dalam bentuk 19 peraturan perkumpulan yang disahkan dalam konferensi besar pada 21 Mei 2022. Bekerja Februari, Maret, April, bekerja kira-kira tiga bulan menyelesaikan itu.

Baca Juga

Saya melihat sendiri, bagaimana tim yang dikoordinasikan oleh Pak Amin Said Husni ini bekerja tunggang-langgang, banting tulang betul, sehingga berhasil menyelesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Peraturan Perkumpulan merupakan kebutuhan yang mendasar karena kita harus memulai segala sesuatunya, sejak awal saya meminta kepada teman-teman untuk melaksanakan tugas-tugas kita di PBNU ini harus dilaksanakan secara sistematis sejak awal.

Maka tatanan organisasi ini harus paling awal diselesaikan supaya kedepan semua yang kita kerjakan ini berada pada kerangka tatanan yang jelas dan sistematis, dan sudah kita selesaikan dan selanjutnya tinggal bagaimana “kengototan” kita untuk berdisiplin dalam melaksanakan aturan yang sudah ada.

Maka, kalau belakangan ini, ya sejak Mei itu, PBNU kelihatan galak, karena kami mau ngotot tanpa kompromi menjalankan tatanan yang sudah disepakati di dalam Konbes itu, supaya organisasi kita berjalan dengan sistematika yang jelas, sistematika yang benar yang menjamin kinerja yang lebih baik.

Baca Juga

Pada saat yang sama, teman-teman juga bekerja secara simultan mengerjakan desain tentang sistem pelatihan kader secara nasional, yang kemudian berhasil diselesaikan pada bulan Juni, dan sekarang sudah mulai dijalankan pelatihan kader tingkat dasar dan pelatihan kader tingkat menengah.

Secara simultan juga, artinya tidak menunggu satu sama lain tetapi bergerak satu sama lain teman-teman juga mengerjakan desain agenda-agenda dengan menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah untuk membangun program-program di berbagai bidang.

Alhamdulillah kita sudah memiliki kerangka kerja sama di hampir semua kementerian, kita juga punya kerja sama dengan berbagai macam pihak non-pemerintah di dalam berbagai agenda organisasi. Yang ini semua nantinya akan membentuk suatu model tentang program-program, kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan oleh Jam’iyyah Nahdlatul Ulama ini, jam’iyyahnya, bukan jama’ahnya. Yang di dalam rancangan pelaksanaan yang kami siapkan nanti kegiatan-kegiatannya akan diproyeksikan menjadi kegiatan-kegiatan di tingkat cabang, bahkan di tingkat ranting.

Jadi nanti PBNU hanya bertugas mengendalikan kebijakan-kebijakan dan mengoordinasikan pelaksanannya sementara kegiatan-kegiatan itu nanti akan terjadi di cabang-cabang bahkan di desa-desa.

Baca Juga

Karena kami ingin, apa yang menjadi program NU, agenda NU ini dipastikan terasa manfaatnya oleh warga NU dan masyarakat luas. Maka PBNU juga mendesain model eksekusi agenda-agenda secara terstruktur yang nantinya akan kami sebut sebagai gerakan keluarga maslahat. Ini nanti akan menjadi suatu model pelaksanaan program-program yang terstruktur mulai dari PBNU sampai ke ranting. Dan kita fokuskan pada keluarga, karena unit terkecil dalam masyarakat itu keluarga. Semua agenda NU itu harus dilihat dan diukur dampaknya itu harus sampai pada tingkat keluarga.

Kalau NU punya program ekonomi, keluarga harus merasakan manfaatnya, kalau punya program pendidikan keluarga harus merasakan manfaatnya, program keagamaan, program kemasyarakatan yang lain, kesehatan dan lain sebagainya ini semua harus bisa dilaksanakan sampai ke tingkat keluarga.

Itulah sebabnya kita nanti akan mengeksekusi, sebetulnya sudah ada soft launching, peluncuran awal di Jawa Timur beberapa waktu yang lalu, untuk sekedar mengawali dengan memberi informasi kepada seluruh MWC seluruh Jawa Timur tentang adanya model pelaksanaan program keluarga maslahat ini.

Desainnya sudah jadi, nanti berbagai macam agenda dan program yang sudah digalang baik oleh lembaga-lembaga, maupun kerja sama antar pihak nanti akan diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan dalam kerangka keluarga maslahat ini.

Baca Juga

Kemudian juga, pada saat yang sama, secara simultan juga, kita tahu PBNU mengadakan kegiatan-kegiatan menuju 1 Abad Nahdlatul Ulama, ada 9, Bu Yeni menyebut ada 9 Kluster Kegiatan besar yang sudah kita jalankan semua, yang itu menjadi program-program pokok NU kedepan.

Saya ingin melahirkan rasa syukur saya, bahwa saya ditemani oleh orang-orang yang sungguh-sungguh cakap bekerja dan sungguh-sungguh bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan baik.

Saya memohon do’a restu dari para kiai, nyai, para habaib, semoga saya bersama teman-teman di jajaran PBNU ini untuk terus berada dalam lindungan pertolongan Allah Swt, limpahan pertolongan dalam bentuk kekuatan dan bimbingan dalam menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kepada teman-teman dari jajaran PBNU, khususnya Tanfidziyah, walaupun malam ini kita sudah tasyakuran, bukan berarti sesudah ini libur. Karena ya terpaksa memang belum bisa libur kita. Sesudah ini sudah ada banyak pekerjaan yang menunggu dan tidak boleh kita biarkan menunggu.

Baca Juga

Kepada teman-teman PWNU dan PCNU siap-siap untuk pusing dan capek, karena habis ini akan disuruh-suruh segala macam oleh PBNU.

Saya merasakan sendiri secara langsung, bukan hanya secara lahir tapi juga secara batin, bahwa selama perjalanan satu tahun ini kami senantiasa disengkuyung, diusung oleh do’a-do’a dari para sesepuh, dari para kiai.

Karena tanpa do’a-do’a, tanpa restu, tanpa riyadhoh dari para sepuh, para kiai, saya kira apa yang kami rencanakan tidak akan berhasil terlaksana seperti sekarang ini. Itu sebabnya saya katakan bahwa tahun ini adalah tahun yang tidak masuk akal.

Karena sebetulnya, saasaran-sasaran pekerjaan itu normalnya mustahil, saya kira mustahil, kalau ukuran normal, mustahil menyelesaikan desai peraturan perkumpulan dalam waktu tiga bulan. Tapi ternyata Pak Amin Said Husni bersama timnya berhasil menyelesaikan itu. menyelesaikan desain pelatihan kader berikut kurikulumnya, berikut mekanisme pelaksanaannya, hanya dalam waktu kurang lebih lima bulan, itu normalnya juga mustahil. Tapi tim yang disupervisi oleh Kiai Masyhuri Malik ini ternyata bisa menyelesaikannya.

Baca Juga

Demikian juga yang lain-lain, misalnya kita kemarin juga membuat kegiatan R20 yang begitu besar gaungnya di Bali dan Yogyakarta pada bulan November, itu kita baru mulai kerjakan pertengahan Agustus. Hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan kita sudah berhasil melaksanakan. Puncak Resepsi 1 Abad ini baru dikerjakan mulai dari Desember, hanya dua bulan dan kita sudah berhasil melaksanakan seperti ini.

Ini sebetulnya hal-hal mustahil yang saya kira ndak akan terlaksana kalau tidak dicampur suwuk. Jadi teman-teman ini bekerjanya dicampur suwuk, karena kalau Cuma bekerja normal saja, saya kira tidak mungkin bisa tercapai. Tapi karena campur dengan suwuknya para sesepuh ini ya alhamdulillah semuanya ini bisa tercapai.

Saya ingin sampaikan kepada para kiai dan para sesepuh bahwa kedepan ini kami masih butuh dan memohon lebih banyak suwuk lagi dari panjenengan semua karena pekerjaan juga semakin banyak.

Sebagai tambahan, mungkin ada baiknya saya laporkan juga, bahwa beberapa hari yang lalu, saya diberi gelar DR (Honoris Causa) dari UIN Sunan Kalijaga, tapi saya mohon ini tidak dibesar-besarkan, karena ini cuma doktor tanpa sekolah.

Baca Juga

Saya khawatir, nanti yang sekolah-sekolah itu sakit hati kalau dibesar-besarkan. Doktor tanpa sekolah ini belakangan ini sudah agak umum, sudah sya’eklah, banyak yang dapat doktor tanpa sekolah ini. kira-kira sama dengan gus tanpa nasab. Sudah disebut gus tapi ternyata anaknya kondektur, mbah e bakul tahu, buyut e blantik, tapi gus. Ada saja sekarang.

Bahkan sekarang ini lebih umum lagi itu, kiai tanpa keramat. Saya ini, dimana-mana selalu disebut Kiai Yahya Cholil Staquf, masalahnya itu, saya biarkan karena diam-diam saya seneng juga disebut kiai itu, cuma masalahnya itu ndak kramat.

Dulu itu, saya itu melihat Ketua Umum NU itu sejak KH Idham Chalid saya tahu Ketua Umum PBNU dalam hubungan yang kurang lebih ada kedekatan, karena KH Idham Chalid itu dulu sering ke Rembang, apalagi Gus Dur, kemudian juga Kiai Hasyim Muzadi, Kiai Said Aqil Siradj, ini keramat semua.

Buktinya apa? Saya ndak pernah lihat, Kiai Hasyim, Kiai Said digeruduk orang minta foto itu ndak pernah lihat saya, karena keramat. Nah saya ini bagian ndak keramat, walaupun disebut kiai, ndak keramat. Didusel-dusel foto, kalau laki-laki ndak masalah, perempuan-perempuan ikut ndusel-ndusel, saya sebetulnya bingung, ini gimana, kalau lari gimana.

Baca Juga

Saya mohon nanti ada dawuh dari para kiai-kiai bahwa jangan boleh begitu itu, walaupun ketua umunya tidak keramat ya mohon jangan didusel-dusel. Ya NU ini kan tidak kaku tapi kan juga ndak boleh sembarangan, jadi standar pergaulan, norma pergaulan itu harus tetap dijaga, sesuai dengan ajaran dari kiai-kiai kita.

Apalagi pergaulan dengan bainal ajaanib, karena kalau saya marahi sendiri itu takut ndak dianggap karena ndak keramat itu tadi. Karena sekarang ini banyak kiai yang ndak keramat, termasuk Kiai Saifullah Yusuf saya kira juga ndak keramat itu.

Nah tapi untungnya kita masih punya kiai-kiai yang keramat, jadi walaupun kami sendiri tidak keramat tapi masih dipayungi barokah do’a, restu, suwuk dari para kiai-kiai, para auliya’ yang memang sungguh keramat, baik yang masih sugeng maupun yang sudah mendahului.

Saya tetap berkeyakinan bahwa para muassis Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syansuri masih terus membersamai kita dan akan selamanya membersamai kita. Karena semua yang kita lakukan ini, tidak lebih dan tidak kurang hanyalah tabarruk kepada beliau-beliau.

Kepada teman-teman khususnya dari jajaran Tanfidziyah pokoknya mari kita kerjakan saja apa yang bisa kita kerjakan, yang kita yakin di situ ada manfaatnya. Nanti, biar sejarah sendiri yang memilah-milah.

NU ini sudah hadir seperti air yang digerojokkan oleh Allah Swt dari langit dan sudah mengalir, membasahi sungai-sungai dan lembah-lembah. Biarlah apa yang tidak berguna tersingkir sebagai zabad, sebagai sangkrah, dan nanti akan kita lihat bahwa apa yang sungguh-sungguh berguna bagi manusia akan tetap dan menjadi tanaman peradaban yang insyaallah abadi. Amiin.

*Pidato KH Yahya Cholil Staquf dalam acara Tasyakur 1 Abad Nahdlatul Ulama 16 Februari 2023 di Pesantren Tebuireng Jombang.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button