Ide

ASEAN IIDC 2023: Kredibilitas Agama Harus Dipulihkan

GUSYAHYA.IDMasyarakat-masyarakat di lingkungan ASEAN khususnya dan di lingkungan Indo-Pasifik pada umumnya sesungguhnya adalah masyarakat-masyarakat yang telah mewarisi suatu warisan peradaban yang sama.

Tahun lalu bulan November, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Restu dari Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Indonesia menyelenggarakan apa yang kami sebut sebagai Religion Twenty (R20 Forum) atau forum antar agama di dalam kaitanya dengan Konferensi Tingkat Tinggi (G20).

Di dalam forum tersebut kami mengundang para tokoh agama, khususnya dari negara-negara anggota G20 dan juga dari negara-negara lainnya.

Di dalam forum tersebut para pemimpin agama secara keseluruhan mengekspresikan keinginan untuk mengupayakan agar nilai-nilai agama, nilai-nilai moral dan etika yang bersendikan atau diinspirasi oleh agama dapat ikut mempengaruhi kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik, baik secara domestik maupun internasional.

Para pemimpin agama sampai kepada kesadaran bahwa untuk bisa mengupayakan hal itu, pertama-tama kredibilitas agama harus dipulihkan dengan mengatasi terlebih dahulu masalah-masalah yang ada di dalam hubungan di antara satu agama dengan agama yang lain. Khususnya hal-hal yang terkait dengan kecenderungan-kecenderungan untuk saling bertentangan dan bahkan mungkin memicu konflik harus bisa diatasi agar agama-agama bisa dengan tulus dan sungguh-sungguh hidup berdampingan dengan damai.

Baca Juga

Pada tahun ini, Republik Indonesia juga memegang Ketua ASEAN dan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN). Kami melihat bahwa masyarakat-masyarakat di lingkungan ASEAN khususnya dan di lingkungan Indo-Pasifik pada umumnya sesungguhnya adalah masyarakat-masyarakat yang telah mewarisi suatu warisan peradaban yang sama.

Kita mewarisi shared civilization values yang tumbuh jauh ke belakang dalam sejarah sejak Abad ke-3 sebelum Masehi. Ini adalah modal besar karena ini berarti bahwa masyarakat ASEAN dan masyarakat Indo-Pasifik pada umumnya adalah konstituen dari suatu warisan budaya bersama yang, lebih luar biasa lagi memiliki ciri utama berupa nilai-nilai toleransi dan harmoni.

Maka kami berinisiatif, lagi-lagi dengan restu dari pemerintah Indonesia dan Presiden Joko Widodo dan dengan kerja sama penuh bimbingan dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan juga dengan Kementerian Agama, kami menyelenggarakan forum ini, konferensi ini sebagai semacam inisiasi untuk memulai suatu konsolidasi dari konstitusi peradaban yang besar yang dapat mendorong tumbuhnya harmoni, toleransi dan perdamaian yang semoga bisa menginspirasi dinamika internasional secara keseluruhan. 

Baca Juga Menghormati Titik Tolak Pembangunan Peradaban

Apabila di dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN) Republik Indonesia sebagai Ketua ASEAN mengajukan tema ASEAN sebagai Epicentrum of Growth, kami ingin berkontribusi dengan satu gagasan yang mudah-mudahan beriringan, bersesuaian. Bahkan bisa mendukung agenda ASEAN as Epicentrum of Growth itu dengan wacana tentang upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Peace, Tolerance and Harmony.

Kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama hampir 10 tahun penuh ini telah memberikan inspirasi-inspirasi besar bagi bangsa Indonesia dan lebih khusus lagi kepada Nahdlatul Ulama.

Inspirasi dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo itulah yang mendorong Nahdlatul Ulama untuk lebih keras berupaya memberikan kontribusi di dalam berbagai agenda yang bersifat pemenuhan pelayanan terhadap hajat-hajat rakyat, hajat-hajat kemanusiaan, baik dalam lingkungan domestik maupun internasional.

Baca Juga

Nahdlatul Ulama beserta seluruh komunitasnya,  seluruh jamaahnya berdoa semoga kepemimpinan Presiden Joko Widodo meninggalkan jejak yang membawa berkah jangka panjang bagi bangsa dan negara ini. Amin. 

Bapak Ibu sekalian yang kami hormati terima kasih atas kehadiran Bapak Ibu sekalian, terima kasih atas partisipasinya. Terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia, kepada Presiden Joko Widodo dan kepada Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn. 

Semoga inisiatif kami ini memberi sumbangan yang bermakna bagi kehidupan masyarakat ASEAN dan masyarakat Indo-Pasifik pada umumnya. Dan  juga bisa mempunyai makna di dalam memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi peradaban bersama seluruh umat manusia. Amin.

Pembukaan ASEAN IIDC oleh Presiden Republik Indonesia Ir H Joko Widodo. Foto: Asean.org

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button