Pelet
GUSYAHYA.ID -Ini juga dagelan kuno, tapi terasa relevan dengan konteks mutakhir. Mungkin karena kehidupan dunia menjadi semakin kompleks dan ruwet, maka terjadi lonjakan yang nyaris eforik dalam bursa pelet dan perdukunan.
Dukun-dukun panen pasien, bahkan pengikut. Seniman menggalang koalisi dengan makhluk-makhluk halus. Madu dan jamu suwuk laris.
Tapi eforia itu ternyata tidak sampai menjangkiti Slamet—nama fiktif ini tidak harus dianggap sebagai samaran untuk Savic Ali. Ia seorang spiritualis yang lebih percaya pada getaran energi mental dalam dirinya sendiri ketimbang metode dukun yang dianggapnya superfisial.
Baca Juga Pintu Masuk Peradaban Baru
Itu sebabnya ia menolak keras saran teman-temannya untuk menggunakan jasa dukun pelet dalam upaya menggaet cewek incarannya, yang secara matematis memang terlalu cantik baginya.
“Aku nggak sudi melet!” katanya tegas, “Ini cinta sejatiku. Aku harus hadir sebagai diriku sendiri apa adanya!”
Eh, siapa nyana, belakangan ia dapati ternyata malah si cewek yang melet!
Yaitu ketika Slamet nekat mendatanginya dan berkata,
“Aku cinta padamu”.
Ceweknya melet.
2 Comments