Ide

Perburuan Diaspora NU

GUSYAHYA.IDBelum lama ini saya melakukan perburuan diaspora NU yang telah menjadi profesional-profesional terkemuka di seluruh dunia. Dan sementara ini saya baru mendapatkan sejumlah 286 orang profesional Nahdlatul Ulama yang memiliki kedudukan terkemuka di seluruh dunia.

Assalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Alhamdulillāh wa syukrulillāh, was shalātu was salāmu alā Rasūlillah Sayyidina wa Maulana Muhammad Ibni Abdillah, wa ‘alā ālihii wa shahbihi wa man wālāh. Amma ba’ad.

Yang saya hormati, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara beserta segenap sidang senat Unusra. Yang saya hormati, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara, Pak Muslim. Yang saya hormati, para pejabat pemerintahan, dari Pemerintahan Provinsi, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan dari segenap jajaran Forkopimda yang hadir. Yang saya hormati, para orang tua dan wali mahasiswa yang hadir menyaksikan wisuda putra-putrinya. Yang saya cintai, para wisudawan Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara tahun 2023 ini.

Alhamdulillah, saya datang ke Kendari ini dengan mengajak Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Bapak – konon – KH Drs Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum Pak Gudfan Arif. Hadir juga di sini Wakil Sekretaris Jenderal (PBNU), yang memang orang sini, saudara Andi Saifuddin.

Pengembangan PTNU

Ini mungkin saya sudah lupa, entah wisuda ke berapa kali yang saya hadiri dari perguruan tinggi-perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama. Mungkin ini yang ketujuh atau kedelapan dalam putaran wisuda, atau dalam musim wisuda tahun ini. Karena biasanya, saya memang memprioritaskan untuk hadir langsung di dalam wisuda-wisuda di perguruan tinggi di lingkungan NU ini. Dan hampir selalu saya ajak Sekjen dan Bendahara Umum untuk ikut datang bersama-sama saya. Ini semua karena kami memang memandang bahwa pengembangan pendidikan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama ini sangat penting. 

Lebih-lebih lagi karena saat ini sudah ada sekian banyak perguruan tinggi yang didirikan dan dioperasikan di lingkungan Nahdlatul Ulama ini. Yang secara langsung berada di bawah struktur keorganisasian dan pengelolaan langsung oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama saja ada tidak kurang dari 43 perguruan tinggi. Sementara masih ada lebih banyak lagi perguruan tinggi-perguruan tinggi yang juga dilakukan Nahdlatul Ulama, walaupun dikelola secara mandiri oleh berbagai pihak, baik yayasan-yayasan maupun pesantren-pesantren di lingkungan Nadlatul Ulama ini, ada mungkin tidak kurang dari 200 perguruan tinggi.

Maka penting sekali bagi Nahdlatul Ulama ini dan bagi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, untuk menetapkan suatu strategi pengembangan bagi perguruan tinggi-perguruan tinggi yang sudah ada itu. Maka di dalam Konferensi Besar Nahdlatul Ulama dan Munas Alim Ulama yang baru lalu di Jakarta, kita telah menetapkan sebagai salah satu hasil Konferensi Besar itu, suatu skema tentang sistem pendidikan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama. Dengan skema ini kita akan membangun strategi pengembangan ke depan sedemikian rupa, sehingga perguruan tinggi-perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama ini bisa memiliki prospek pengembangan yang lebih baik, dengan melakukan konsolidasi di antara semua perguruan tinggi yang ada, sehingga bisa saling bekerja sama, bisa saling membantu, bisa saling menopang dan berkembang bersama-sama sebagai satu kekuatan bersama yang lebih besar. Alhamdulillah.

Baca Juga Format Hubungan yang Sehat

Masa Depan yang Cepat Datang

Bapak Ibu sekalian, anak-anakku, mahasiswa dan wisudawan Unusra yang saya cintai.

Masa depan menjadi isu yang semakin krusial, karena masa depan hari-hari ini datang lebih cepat daripada masa-masa sebelumnya. 

Dulu pada zaman saya menjadi mahasiswa, masa depan itu terasa lambat datangnya. Sehingga waktu itu kita menjadi mahasiswa dengan adem ayem, dengan tanpa ada perasaan dikejar-kejar apa pun, sehingga tidak tergesa-gesa lulus. Bahkan sampai tidak lulus beneran. Karena pada waktu itu masa depan terasa masih begitu jauh dan tidak cepat datangnya. 

Sampai-sampai dulu Gus Dur (Kiai Abdurrahman Wahid) itu mengatakan, bahwa di NU ini ada dua orang yang baru bisa lulus kalau kampusnya dibakar. Yang satu adalah Saifulah Yusuf, yang satunya lagi Yahya Staquf, katanya. Karena saking ayemnya kita waktu itu. Masa depan begitu jauh dan tidak terasa segera datang. Karena apa? Perubahan-perubahan yang terjadi di tengah masyarakat pada masa itu belum cukup terakselerasi, belum cukup terasa percepatannya seperti saat ini. 

Pada waktu saya mahasiswa dulu, ketika pertama kali mengenal komputer, yang kalau dinyalakan bunyinya seperti jangkrik, dan kami masih harus menunggu bertahun-tahun sampai ada beberapa tahun sampai lahir komputer generasi yang lebih baru, yang beroperasi lebih cepat dan bisa memenuhi berbagai macam tugas sekaligus. Dan harus menunggu cukup lama lagi untuk lahirnya komputer generasi berikutnya dan berikutnya lagi.

Baca Juga Anak-Anak Peradaban

Sekarang, hari-hari ini, kita menyaksikan bahwa perubahan itu berlangsung begitu cepat antara satu model teknologi ke model teknologi yang lebih baru, waktunya tidak sampai bertahun-tahun, mungkin hanya beberapa bulan saja. Dan semakin besar akumulasi teknologi yang dicapai akselerasi perubahan itu, akan justru semakin cepat lagi. Maka memang masa depan itu semakin hari semakin membuat kita tergesa-gesa menyambutnya, karena datang begitu cepat kepada kita.

HP yang kita beli setahun yang lalu hari ini sudah terasa kuno, karena sudah lahir HP dan gadget-gadget generasi yang lebih baru. Dalam waktu berapa bulan kalau kita beli HP yang sedang menjadi tren hari ini, beberapa bulan lagi itu juga sudah menjadi kuno, karena sudah lahir model-model lebih baru, dengan teknologi yang lebih baru, dengan tawaran kinerja yang lebih baik dan seterusnya. 

Maka, ini khususnya kepada anak-anakku para wisudawan ini, kita harus sungguh tidak terlambat, jangan sampai terlambat berpikir tentang masa depan. Kalian diwisuda hari ini, ini sebetulnya kalian baru dibukakan jendela untuk menatap masa depan itu. Selanjutnya, kalian semua harus memasuki gerbang menuju masa depan dan bergulat di dalam jalan menuju masa depan itu sendiri, dan itu adalah jalan yang akan penuh dengan perjuangan, karena masa depan lebih kompleks. 

Kalau generasi yang dulu-dulu, seperti generasi saya ini, mungkin tidak terlalu banyak yang harus kami lakukan di dalam berjuang untuk mencapai prestasi-prestasi yang besar, karena persaingan, karena kompetisi memang tidak terlalu ketat. Pada generasi saya dulu, saya ini termasuk di antara anak-anak pesantren yang paling awal masuk ke perguruan tinggi untuk studi non-agama. Saya dulu masuk Sospol. Ini sahabat saya, Pak Saifullah Yusuf ini, dari angkatan yang sama dengan saya, juga masuk Fisipol juga. Dan kami ini termasuk generasi yang awal. 

Kakak-kakak kami itu masuknya kalau tidak syariah, tarbiah, ushuluddin. Jadi kalau sampean cari sarjana-sarjana di lingkungan, dari anak-anak NU pada sebelum pertengahan 1980-an, itu dapatnya sag-sagan semua, maksudnya S.Ag. Itu sarjana yang agak gimana gitu, karena prodinya agama semua. Kami ini termasuk yang awal-awal dari generasi di lingkungan NU, di lingkungan pesantren, yang masuk ke program studi non-agama. Maka kompetisi masih masih sangat longgar. Kami ini jadi jagoan tak terkalahkan selama sekian lama, karena yang lain enggak ada.  Tapi kemudian dari waktu ke waktu, dari generasi-generasi, semakin banyak dari kalangan Nahdlatul Ulama yang merambah dengan cepat memasuki dunia baru, yang tadinya kurang dikenal. 

Perburuan Diaspora NU

Sekarang ini kita sudah punya, misalnya, ahli stemsel. Ahli stemsel yang mungkin saya kira paling unggul di seluruh Indonesia ini, dari kader atau dari keluarga Nahdlatul Ulama. Kita punya profesor teknologi nuklir. Saya ketemu di Tokyo tempo hari, karena sekarang dia juga mengajar di Fakultas Teknologi Nuklir di Universitas Tokyo. Tempo hari saya ke sana bersama Sekjen, dan bertemu dengan teman kita dari keluarga NU yang menjadi profesor teknologi nuklir di Universitas Tokyo sana. Kita punya ahli tentang engineering yang sekarang bekerja di perusahaan, di pabrik pesawat terbang di Jerman. Ini juga dari keluarga NU, bahkan putra seorang kiai dari Cirebon sana. Ini masyaallah. 

Dan belum lama ini saya melakukan perburuan diaspora NU yang telah menjadi profesional-profesional terkemuka di seluruh dunia. Dan sementara ini saya baru mendapatkan sejumlah 286 orang profesional Nahdlatul Ulama yang memiliki kedudukan terkemuka di seluruh dunia. Ada yang sudah menjadi dekan di satu fakultas di Universitas Indianapolis, Amerika Serikat. Ada yang menjadi guru besar di Universitas New York, Amerika Serikat. Ada yang menjadi, tadi saya sebut, profesor di Universitas Tokyo, dan banyak lagi yang lain, termasuk di Timur Tengah dan di Eropa. Ini Alhamdulillah.

Kenapa saya melakukan perburuan terhadap mereka ini? Karena saya ingin membangun suatu strategi untuk menciptakan semacam jangkar masa depan bagi generasi muda kita. Dan saya ingin mengkonsolidasikan mereka yang sudah mencapai prestasi-prestasi tinggi di berbagai tempat, bukan hanya di dalam negeri tapi juga secara internasional, untuk berkonsolidasi menjadi lokomotif bagi strategi pengembangan sumber daya manusia Nahdlatul Ulama menuju masa depan ini.

Baca Juga ASEAN IIDC 2023: Kredibilitas Agama Harus Dipulihkan

Mental dan Kerja Keras Hadapi Kompetisi

Saat ini demografi Indonesia didominasi oleh generasi muda. 63 persen dari seluruh penduduk Indonesia hari ini adalah dari generasi milenial, yaitu yang lahir antara tahun 1980-an sampai tahun 2000, dan generasi Z yang lahir sesudah tahun 2000. Saya yakin wisudawan-wisudawan ini, saya kira, mungkin semuanya atau hampir semuanya dari generasi Z. Karena ini kan umur 20-an, umur awal 20-an, kecuali yang masuk kuliah sudah beranak istri, itu mungkin dari generasi sebelumnya. 

Tantangan kalian bukannya ringan. Tadi Pak Asisten 1 dan Pak Pembina Dikti tadi, Pejabat Layanan Dikti tadi, telah menyampaikan bahwa kalian akan menghadapi kompetisi. Tapi kompetisi kalian nanti di dalam mendapatkan tempat untuk berkarya. Kalian akan menghadapi kompetisi, bukan hanya dengan sesama manusia saja, saingan-saingan kalian bukan cuma manusia. Kalian mungkin sekarang berpikir untuk berkompetisi dengan lulusan-lulusan dari perguruan tinggi yang lain, misalnya, tapi saingan-saingan kalian nanti lebih dari itu, karena kalian juga akan bersaing dengan mesin-mesin, kalian akan bersaing dengan teknologi-teknologi digital yang punya kapasitas, yang mungkin, jauh melampaui kapasitas normal dari manusia seperti kita.

Maka, pertama-tama, kalian harus siap mental menghadapi kompetisi ini. Kalian harus siap, bahwa kompetisi yang akan kalian jalani ini membutuhkan perjuangan yang keras, membutuhkan upaya yang maksimal, agar kalian tidak tertinggal di belakang. Tetapi kalian juga tidak perlu berkecil hati, karena seperti apa pun kehebatan teknologi ataupun komponen-komponen kognitif dari pesaing-pesaing kalian, kalian memiliki kelebihan dari proses pendidikan kalian, yaitu dalam hal peneguhan karakter pejuang-pejuang, karakter pengabdi-pengabdi, karena kalian dididik di Universitas Nahdlatul Ulama.

Dan bukan hanya itu, karena naungan Nahdatul Ulama ini adalah naungan dari berkah para guru-guru, guru spiritual, para guru-guru rohani, para ulama-ulama shalihin, yang terus meninggalkan jejak-jejak berkah bagi Nahdatul Ulama ini, maka Insyaallah berkah dari Nahdlatul Ulama ini pun akan terus menaungi kalian juga selama perjuangan kalian. Insyaallah.

Nah, karena itu, anak-anakku sekalian, pertama-tama, saya ucapkan selamat atas selesainya studi yang kalian jalani. Semoga ini menjadi berkah untuk kalian semua. Saya ucapkan selamat kepada para orang tua dan wali mahasiswa yang hari ini dengan gembira menyaksikan keberhasilan anak-anaknya. Dan saya ajak kepada semuanya, mari sesudah ini kita berjuang bersama. Mari sesudah ini kita berjuang bersama dengan cara berkonsolidasi, dengan cara bergandeng tangan, bekerja sama, bersama-sama dengan Nahdlatul Ulama. 

Baca Juga Menjawab Stigma Ihwal Kemelaratan NU

Kepada Pak Muslim, Ketua PWNU Sulawesi Tenggara, saya titipkan anak-anak, sarjana-sarjana baru ini, agar diperhatikan. Silakan dikembangkan program-program untuk bisa melibatkan mereka di dalam khidmah Nahdlatul Ulama, karena dengan itu mereka akan juga mendapatkan tambahan tempaan, tambahan pelatihan untuk menghadapi kehidupan mereka di masa depan.

Saya ucapkan selamat kepada seluruh seluruh jajaran pendidik, dosen-dosen dan pendidik Unusra, seluruh civitas akademika Unusra ini, atas keberhasilan hingga saat ini telah melakukan wisuda yang kedua kalinya, Pak Rektor. Mudah-mudahan Unusra ini juga menjadi perguruan tinggi yang berkah. Dan saya minta untuk tidak segan-segan, tidak takut-takut mengembangkan strategi yang inovatif untuk masa depan Unusra ini. Kalau ada hal-hal lama yang kira-kira sudah tidak lagi layak dipertahankan, jangan ragu-ragu untuk membongkar, diganti dengan inovasi yang lebih andal untuk menyambut masa depan. Karena ini adalah tantangan bagi kita semua.

Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, anak-anakku para wisudawan, seluruh civitas akademika Unusra, para undangan.

Mari kita bersama-sama memohon kepada Allah Swt, semoga hari ini menjadi penanda dari bertambahnya barakah Allah Swt untuk kita semua. Semoga kita semua mendapatkan masa depan yang lebih baik bagi wisudawan-wisudawan Unusra, bagi warga Nahdatul Ulama di Sulawesi Tenggara, bagi seluruh warga Rakyat Sulawesi Tenggara dan untuk seluruh bangsa Indonesia, amīn ya rabbal ‘ālamin. 

Jadi, pesan dari Syuriah PBNU ‘ya rabbal ‘ālamin’ tidak boleh ditinggal, supaya tidak syubhat. 

Jadi, saya kira ini yang perlu saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat. Saya kira betul tadi, kata Pak Asisten I tadi, saya memang terlanjur minum air Kendari sini ini, sehingga saya jadi ke sini lagi. Padahal sebelum ini, belum lama, saya sudah ke sini. Saya nanti pikir-pikir mau minum lagi apa enggak, nanti. Tapi saya menikmati, selalu menikmati kunjungan ke Kendari ini, karena ini memang bagian dari tugas saya. Mudah-mudahan semua tanggung jawab kita bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Wallāhul muwaffiq ilā aqwāmith tharīq Wassalāmualaikum warahmatullāh wabarakātuh.

*Pidato Lengkap Gus Yahya di Wisuda ke-2 Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara (UNUSRA), Kendari, Sabtu (18/11/2023).


Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button