Santri Jaga Peradaban

Barang siapa masuk rumah-rumah tidak dari pintu, dari jendela, dari genteng, dari bobol dinding, “summiyaa sariqon”. Dia dinamai maling. Kita memilih menjadi santri karena kita ingin menjalankan agama tidak seperti maling.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
ٱلْـحَمْدُ لِلّٰهِ وَالشُّكْرُ لِلّٰهِ، وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ ٱللّٰهِ سَيِّدِنَا مَوْلَانَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللّٰهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ
Nuwun sewu. Ini tadi Habib Syech Abdul Qodir Assegaf meminta saya sebelum beliau mulai shalawat untuk berdiri terlebih dahulu supaya tidak menyela shalawat yang nanti akan beliau pandu.
Yang mulia Syaikhul Ma’had, Shahibul Fadilah KH. Anwar Mansur, KH. Kafabihi Mahrus, dan segenap masyaikh Pondok Pesantren Lirboyo.
Yang mulia Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf. Yang saya hormati Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Ahmad Said Asrori.
Yang saya hormati Ibu Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah. Yang saya hormati Panglima Kodam V Brawijaya beserta jajarannya. Yang saya hormati Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH. Abdul Hakim Mahfudz beserta jajarannya.
Baca Juga Yadullāhi Ma’al Jamā‘ah
Santri siap bela Lirboyo! Siap bela pesantren! Siap bela NU! Siap bela Indonesia!
Alhamdulillah. Dua saja. Pertama, bahwa kita semua sudah memilih untuk menjadi santri. Apa pun yang dikatakan orang untuk menjelek-jelekkan santri, untuk merendahkan pesantren, untuk menghina kiai, selama-lamanya kita tetap santri.
Dan insyaallah, Allahumma beserta segenap anak turun kita, insyaallah santri ila yaumil qiyamah. Amin.
Kenapa kita memilih menjadi santri? Karena kita ingin melaksanakan agama ini dari sumber yang benar. Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari telah menyebut bahwa para ulama yang bergabung di dalam Nahdlatul Ulama adalah para ulama yang memegang wewenang untuk mengajarkan agama.
Baca Juga Kembali ke Mazhab Muassis
Karena beliau-beliau menerima ilmu dengan sanad yang muttasil ila hadratir Rasul Sayyidina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadratussyaikh mengatakan kepada para ulama:
أَنْتُمْ قَدْ أَخَذْتُمُ الْعُلُومَ مِمَّنْ قَبْلَكُمْ، وَمَنْ قَبْلَكُمْ مِمَّنْ قَبْلَهُ فِي ٱتِّصَالِ ٱلسَّنَدِ إِلَيْكُمْ
Antum qad akhadztumul ‘uluma mimman qoblakum, wa man qoblakum mimman qoblahu fittishalis sanadi ilaikum.
“Anda semua, wahai para ulama, telah mengambil ilmu dari orang-orang sebelum Anda sekalian, dan beliau-beliau sebelum Anda mengambil ilmu dari orang-orang sebelum mereka dengan sanad yang bersambung hingga kepada Anda semua.”
فَأَنْتُمْ خَزَنَتُهَا وَأَبْوَابُهَا
Fa antum khazanatuha wa abwabuha.
“Maka Anda sekalian, wahai para ulama Nahdlatul Ulama, adalah gudang-gudangnya ilmu dan pintu-pintunya ilmu.”
وَلَا تَأْتُوا الْبُيُوتَ إِلَّا مِنْ أَبْوَابِهَا
Wa la ta’tul buyuta illa min abwabiha.
“Dan janganlah orang masuk rumah-rumah kecuali dari pintunya.”
فَمَنْ أَتَى الْبُيُوتَ مِنْ غَيْرِ أَبْوَابِهَا
Faman atal buyuta min ghairi abwabiha,
“Barang siapa masuk rumah-rumah tidak dari pintu, dari jendela, dari genteng, dari bobol dinding,”
سُمِّيَ سَارِقًا
Summiya sariqon.
“Dia dinamai maling.”
Kita memilih menjadi santri karena kita ingin menjalankan agama tidak seperti maling.
Baca Juga Reimajinasi Pesantren
Kita ingin mengambil agama, memasuki agama dari pintu-pintunya. Ala inna hadzal ‘ilma din. Ilmu yang kita pelajari, agama yang kita pelajari ini, inilah agama dari hadratin Nabi Rasulillah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka hati-hatilah, waspadalah dari mana kalian mengambil agama kalian.
Kita memilih menjadi santri Lirboyo karena kita yakin masyayikh Lirboyo ini memang sejatinya pintunya ilmu, pintunya agama. Kita yakin bahwa semua yang diajarkan oleh masyayikh kita, kiai-kiai kita adalah benar-benar ajaran petunjuk agama yang haq yang dulu dibawakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa berubah, tanpa ada penyelewengan ila yaumil qiyamah melalui para masyayikh kita, ulama-ulama Nahdlatul Ulama dan ulama-ulama Lirboyo ini.
Maka apa pun yang dikatakan orang, kita tidak akan pernah berkecil hati. Apa pun yang dikatakan orang, kita tidak akan pernah kendor semangat kita sebagai santri.
Baca Juga Santri Universal
Kenapa? Karena Allah telah menjanjikan:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Huwalladzi arsala rasulahu bilhuda wa dinil haq walaw karihal musyrikun.
Walaupun orang-orang tidak suka kepada pesantren, walaupun orang-orang tidak suka kepada Nahdlatul Ulama, petunjuk hidayah, nilai-nilai agama yang haq yang diajarkan oleh ulama kita, yang diajarkan oleh ulama-ulama Nahdlatul Ulama dijanjikan akan menjadi nyata kemuliaannya di tengah-tengah dunia ila yaumil qiyamah.
Maka sekali lagi, kita tidak akan pernah menyerah, kita tidak akan pernah berhenti menjadi santri, dan kita akan mendidik anak turun kita, insyaallah. Allahumma āmīn.
Semuanya menjadi santri ilā yaumil qiyāmah. Dan santri adalah jaminan kemuliaan masa depan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wallahul muwafiq. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
*Amanat KH Yahya Cholil Staquf dalam Lirboyo Bersholawat, 20 Oktober 2025 di Pondok Pesantren Lirboyo.


