Ide

Indonesia; Sumber Inspirasi

GUSYAHYA.ID – “Tednik Demokracija”, sebuah majalah politik mingguan, meminta wawancara mendalam selama 2 jam. Dalam wawancara itu, saya menambahkan penjelasan tentang bagaimana Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi menuju solusi karena:

Saya diundang untuk sebuah diskusi panel di Ljubljana, ibukota Slovenia, bersama Janez Janša, mantan PM Slovenia dan Ketua Partai Demokrasi Slovenia (SDS: Slovenska Demokratska Stranka) dan Marjan Podobnik, Ketua Partai Rakyat Slovenia (SLS: Slovenska Ljudska Stranka), dengan topik: “Migrasi, Terorisme dan Kebebasan Berbicara”, pada hari Senin, 17 Desember 2018. Hadir pula dalam forum diskusi itu tokoh-tokoh politik dari berbagai negara di Eropa.

Eropa sedang menghadapi krisis berganda yang sangat berbahaya terkait membanjirnya pengungsi (dalam jumlah jutaan) dari wilayah-wilayah bergolak di Afrika Utara, Timur Tengah, Afghanistan dan Pakistan, serta ancaman terorisme yang semakin menakutkan.

Norma sekularisme mengungkung masyarakat Eropa dengan rambu-rambu “political correctness” (kepantasan politik) untuk tidak menyentuh soal-soal agama sehingga nyaris tidak ada lagi kebebasan berbicara dalam wacana publik tentang soal-soal ini.

Baca Juga

Saya katakan:

  1. Krisis yang menimpa Eropa dan seluruh dunia terkait topik tersebut merupakan tumpahan (spill over) dari kekacaun Dunia Islam;
  2. Tidak mungkin mengatasi krisis di Eropa terkait hal ini kecuali dengan sekaligus mencapai jalan keluar dari kemelut Dunia Islam;
  3. Tidak mungkin membicarakan strategi menuju solusi bagi masalah ini kecuali dengan membedah peran dan pengaruh agama Islam sebagai akar masalah;
  4. Apapun perdebatan dan pertentangan yang muncul di Eropa mengenai masalah ini, yang pertama-tama harus dipikirkan oleh orang Eropa adalah bagaimana masyarakat Eropa secara keseluruhan dapat bertahan (survive) selamat sebagai satu keutuhan dan tidak ikut tertulari oleh kekacauan yang tumpah dari Timur Tengah dan Dunia Islam —Dalai Lama mengatakan: “Europe for Europeans”, tanah Eropa adalah haknya orang Eropa, maka yang harus diupayakan adalah mengatasi masalah di wilayah-wilayah asal sehingga orang-orang tidak lagi ingin lari dari sana dan yang sudah mengungsi bisa pulang; saya katakan “Europeans for Europe”, seluruh masyarakat Eropa harus berkonsolidasi dengan mengesampingkan segala persaingan politik, demi keselamatan Eropa sebagai satu keutuhan dan itulah yang sedang kami perjuangkan pula ditengah Bangsa Indonesia untuk keselamatan Indonesia;
  5. Untuk masalah ini, tidak ada solusi terbatas bagi Eropa saja atau Timur Tengah saja, tapi seluruh masyarakat dunia tak punya pilihan selain mengupayakan solusi menyeluruh melalui konsolidasi global yang kokoh, karena masalah ini telah menjelma menjadi krisis Peradaban Dunia, dengan ramifikasi (turunan dan dampak langsung-tak-langsung) pada hampir semua masalah ekonomi-politik dunia.

Baca Juga

Selanjutnya, “Tednik Demokracija”, sebuah majalah politik mingguan, meminta wawancara mendalam selama 2 jam. Dalam wawancara itu, saya menambahkan penjelasan tentang bagaimana Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi menuju solusi karena:

  1. Islam Nusantara sebagai model Peradaban Islam yang unik dengan karakter yang secara fundamental berbeda dari model peradaban Timur Tengah, Anak Benua Eropa (Turki), Afrika dan Asia Tengah dan Selatan (Bukhoro, Pakistan dan Bangladesh) dapat menjadi rujukan alternatif untuk membangun Peradaban Islam yang lebih mendorong harmoni di tengah heterogenitas masyarakat dunia;
  2. Pancasila dan Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konsensus dari semua agama dan ideologi besar dunia dengan menyatukan unsur-unsur idealisme tentang kemuliaan peradaban dari masing-masing agama dan ideologi yang ada, sehingga formatnya dapat menjadi rujukan bagi cita-cita peradaban masa depan bagi seluruh umat manusia.

30 Desember 2018

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button