Konsolidasi Organisasi, Pandu Membangun Ekosistem yang Padu
Kami di PBNU, membutuhkan penegasan yang kuat dari barisan kader-kader NU mengenai konsolidasi organisasi.
PERADABAN.ID – Alhamdulillah hari ini kita dapat berkumpul, ini pertemuan yang penting dan sangat dibutuhkan mengingat perkembangan dan dinamika yang berlangsung belakangan ini. Tp sebetulnya konteks dalam pertemuan ini sangat luas.
Pertama, sudah sejak lama, sejak saya terlibat dalam kaderisasi GP Ansor, sejak 2011, saya selalu menekankan karakter inti seorang kader adalah disiplin, terikat dengan disiplin, disiplin kelembagaan, organisasi dan kepemimpinan.
Ini karakter yang harus dibawa seorang kader, sehingga dalam hal-hal yang menyangkut organisasi, tidak boleh seorang kader bertindak sendiri, tanpa ada koordinasi kelembagaan di dalam organisasi/komando dalam kepemimpinan. Bahwa hal yang menyangkut organisasi harus dilakukan dengan disiplin.
Kedua, sejak menjabat Ketua Umum PBNU, saya sering sampaikan dari lingkungan BPH- Lembaga-Banom, bahwa kita semua membutuhkan suatu ekosistem NU yang koheren, keseluruhan struktur NU mulai dari pusat-ranting beserta komponen yang menjadi bagiannya, termasuk banom, dan pelayanan masyarakat yang ada di NU, seperti; sekolah, madrasah, pesantren, rumah sakit serta berbagai macam badan usaha, semua harus jadi lingkungan yang koheren, padu. Bergerak secara sinergi satu sama lain. Tidak ada yg berjalan sendiri-sendiri, semua maju bersama.
Baca Juga Mandat Tebuireng
Maka begitu pula ketika NU bersentuhan dengan pihak lain, harus dilakukan dengan koheren, yang sesuai dengan garis organisasi. Misalnya, paling ekstrim tidak boleh bagian manapun dari NU berhubungan dengan entitas yang mengajak untuk mendorong dukungan kepada LGBT, karena itu fakta.
Jadi ada satu kontrak kerjasama antara 1 lembaga NU dengan lembaga internasional yang sudah berlangsung, tapi kemudian kita dapati bahwa lembaga tersebut mendukung LGBT, dengan segera kita memutus kontrak itu. Demikian juga dengan hal-hal lain, termasuk hubungan di dalam negeri, baik pemerintah, kita harus berjalan secara koheren, nilai-visi, tujuan-cara harus koheren. Ini adalah satu agenda strategis yang baru kita jalankan secara decisive dan ngotot.
Sahabat-sahabat yang sudah terlibat dengan organisasi, baik Ansor maupun Pagar Nusa sejak lama, mungkin dulu-dulu belum pernah dengar seperti ini; menjalankan organisasi secara koheren. Pada umumnya, main sendiri tanpa memperdulikan apa yang terjadi dalam organisasi, sekarang kita tidak boleh melakukan itu semua. Supaya kedepan orang tidak bingung NU ini barang apa. Apalagi sekarang ada gelombang besar, orang-orang pengin gabung ke NU. Berulang kali saya sampaikan bahwa NU muncul begitu cepat. Tahun 2023 menjadi 56,9%, hanya dalam waktu 18 tahun NU tumbuh lebih 2x lipat. Berarti ada gelombang NU baru yang datang berbondong-bondong. Sampai sekarang kita belum mengidentifikasi NU-NU baru ini. Jangan-jangan Banser ini ada NU baru.
Belakangan kita tahu, muncul NU baru, mengatakan/mengaku nahdliyin yang tumbuh dan berjalan sendiri-sendiri. HIPN ini inisiatif nahdliyin yang merasa tidak perlu mengaitkan dengan organisasi tapi mengambil bagian dari organisasi.
Ada HEPITREN (Himpunan Pebisnis Pesantren, P2M (Pengusaha dan Profesional Nahdliyiin), ada lagi kader Properti NU, JP3M (Jaringan Pengasuh Pesantren Perempuan Nusantara), dan lain sebagainya. Kita cek ke Menkumham, ada 700 entitas yang terdaftar di sana dan memakai nama NU. Kita tidak tahu itu buat apa, kalau terus-menerus kita tidak segera mengidentifikasi ini buat apa, dan mau dibawa kemana. Takutnya tiba-tiba ada orang bikin Persatuan Waria NU. Nah, ini merupakan fenomena orang mengaku NU dengan eskalasi yang signifikan. Kalau kita tidak lakukan konsolidasi membangun ekosistem yang koheren, akan terus melebar fenomena tersebut.
Baca Juga Tetaplah dalam Disiplin Barisan
Maka tidak boleh ada pejabat organisasi di lingkungan NU, bertindak mengatasnamakan atribut NU. Banser jalan-jalan pake seragam, Pagar Nusa macul di sawah pakai seragam misalnya, ini tidak boleh melupakan atribut organisasi, apalagi pejabat, pengurus, apalagi membuat pernyataan publik sebagai pengurus, karena semua berkaitan dengan posisi organisasi. Maka tugas kita melakukan konsolidasi. ini bukan sunnah lagi, tapi wajib.
Ketika terkait dengan konteks dinamika belakangan ini, saya kira tidak ada yang tidak tahu ribut-ribut terkait dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Semua yang dilakukan/dikatakan secara publik oleh setiap personil pengurus NU adalah sikap organisasi, bukan sikap perorangan, ini sudah terjadi sejak kemarin karena kami (tanfidziyah) meminta izin terlebih dulu dengan jajaran Syuriah.
Maka kalau ada pernyataan sekjen, dll itu semua pernyataan organisasi bukan perorangan, ini merupakan hasil dari proses mekanisme organisasi, dalam pengertian, kami tidak ngomong sebelum rapat dulu. Ada keputusan resmi, ini adalah posisi lembaga, bukan posisi perorangan. Karena posisi lembaga dan PBNU adalah representasi keseluruhan struktur NU, termasuk banom-banom, maka kebijakan ini merupakan kebijakan yang mengikat organisasi termasuk banom-banom. Ini kebijakan organisasi bukan keinginan perorangan yang mengikuti struktur organisasi.
Baca Juga NU Harus Berada Di Atas Negara
Karena belakangan ada yang mengembangkan propaganda untuk mempengaruhi opini publik agar orang mengira bahwa ini (konflik PBNU-PKB) adalah kepentingan pribadi-pribadi; ada oknum NU yang mau mengambil alih PKB, tidak ada sikap organisasi, sikap jamiyah. Ini bukan soal Yahya Staquf bertengkar dengan Muahaimin Iskandar, bukan soal itu. Bukan soal Saifullah Yusuf musuhan dengan sepupunya, bukan soal yg lain-lain. Ini soal organisasi.
Di PBNU itu ada orang PKB, Golkar, Gerindra, PDIP, tapi keputusan organisasi adalah konsolidasi organisasi. Kenapa organisasi jam’iyah NU mengusung sosialisasi ini, sikap seperti apa? Supaya tidak kabur, karena kita tidak main buzzer, kita main konsolidasi nyata. Kita bukan bikin WA grup, tapi bertemu supaya jelas.
Ada tiga pertanyaan yang harus disampaikan, 1) Apa sikap yang diambil oleh NU sebagai jamiyah terhadap PKB?, 2) Kenapa NU mengambil sikap seperti itu?, 3) Apa yang akan dilakukan oleh NU sebagai wujud dari manifestasi sifatnya itu? Ketiga pertanyaan ini akan dijawab oleh Pak Amin Said Husni.
Kita akan melakukan konsolidasi secara menyeluruh. Hari ini kita berkumpul, tapi jelas kami tidak hanya berhenti di sini. Ini bukan yang pertama, kemarin kita sudah mengadakan pertemuan virtual dengan seluruh PC/PW di Indonesia, karena kita tidak bermaksud main sembunyi-sembunyi, ini bukan rahasia kita.
Baca Juga Jalan Keluar Bagi Palestina
Setelah ini, PBNU akan melakukan bersama-sama dengan banom-banom yang lain. Kami akan lakukan konsolidasi dengan kiai-kiai yang jadi pengurus. Di Tebuireng itu kami melakukan secara bottom up, nanti top down untuk menyemangati langkah-langkah strategis yang telah kami susun.
Sekarang ini ada upaya yang cukup gencar, bahwa dinamika ini 1-2 org saja. Kalau bukan Ketum dan Sekjen, yang suruh ngomong siapa? Masak satpam?
Maka kami di PBNU, membutuhkan penegasan yang kuat dari barisan kader-kader NU mengenai konsolidasi organisasi. Khususnya Banser-Pagar Nusa, saya minta dipikirkan bagaimana membuat penegasan bahwa kita ini semua dalam satu organisasi, kita bersama mengamini kebijakan ini, dan PBNU menugaskan KH Umarsyah untuk mengurus hal tersebut. Yang penting adalah bahwa kita sendiri harus berkonsolidasi dengan disiplin, kedua kita harus perlihatkan kepada masyarakat bahwa kita ini satu, karena ini urusan organisasi.
Saya yakin sahabat-sahabat adalah kader yang disiplin, yang sungguh-sungguh siap bergerak bersama, menuju ke satu arah bersama. Dan mempertegas bahwa struktur dan garda dari satuan NU ini tidak bisa dipecah-belah.
*Disampaikan dalam Arahan PBNU yang diikuti oleh PP GP Ansor dan PP Pagar Nusa di Hotel Acacia, Jum’at (16/8/2024)