Washoya Lis Sanatir
GUSYAHYA.ID – Nak, bergurulah kepada siapa saja yang apabila dilucuti semua atributnya tetap menjadi wibawa yang memaksa tengkukmu merunduk di hadapannya.
Nak, jadikanlah syari’at penuntunmu dalam menentukan sikap dan tindakan di hadapan setiap realitas. Itu berarti engkau butuh mengaji kaidah-kaidah syari’at hingga menguasainya. Tafaqquh namanya.
Itu juga berarti engkau harus seakurat mungkin memahami rupa dan seluk-beluk realitas yang kau hadapi. Yang ini namanya tashowwur. Maka, tafaqquh dan tashowwur adalah dua sisi mata uang pertimbanganmu. Kalau cacat salah satunya, cacat pula penilaian dan keputusanmu.
Nak, barangsiapa kau ketahui berwatak sembrono dalam tashowwur, walaupun faqih dan fashih menyangkut kaidah, tidak layak kau jadikan panutan. Tinggalkan pendapat-pendapatnya, ingkari wewenangnya.
Baca Juga Ide Gus Yahya Terbaru
Nak, sebelum semua itu, terlebih dahulu tetapkanlah dirimu menjadi wasilah bagi terwujudnya manfaat dan maslahat. Jangan kau tempatkan dirimu dalam permusuhan. Engkau diperintah untuk mengubah keadaan, bukan membinasakan pihak-pihak.
Nak, kau dengar orang-orang bicara tentang keutamaan dzat atas shifat. Tapi kau tahu, tidak ada Wujud selain Dzat Tuhan, dan tidak ada kemuliaan selain milik Tuhan. Maka, apabila sungguh beres urusanmu dengan Tuhanmu, tidak ada makhluk yang pantas menghalangi jalanmu.
Nak, Kanjeng Nabi melarangmu menyakiti siapa pun, termasuk dzuriyyah keturunan beliau. Itu adalah bagian dari larangan menyeluruh atas segala bentuk kebatilan. Maka waspadailah kebatilan dan jangan lengah. Karena kebatilan tidak dapat dihalalkan dengan alasan apa pun, apalagi sekedar nasab.
Nak, berbaik-sangkalah kepada Tuhanmu. Hanya itu yang bisa membawamu menuju kejayaan.