Ide

Pistol

GUSYAHYA.ID – Setelah tamat pelajaran dan sedikit latihan membidik-bidik walau tak sampai menembak karena tak mau buang-buang peluru, Mbah Hasyim menyimpan pistol itu di sakunya sendiri.

Pertempuran sudah pecah di Surabaya dan meluas dengan cepat. Dalam skema militer, Jombang masuk lingkar dalam wilayah pertempuran. Orang-orang pergi mengungsi. Jombang terlalu berbahaya untuk ditinggali.

Petinggi-petinggi laskar dan tentara rakyat menghadap Mbah Hasyim Asy’ari. Di antara mereka adalah Bung Tomo dan Gus Yusuf Hasyim. Yang disebut belakangan itu adalah putra bungsu Mbah Hasyim sendiri, yang saat itu mengomandani laskar Hizbullah.

Para perwira perang menghadap untuk meminta Mbah Hasyim pergi mengungsi juga.

“Kami tidak punya kemampuan untuk menempatkan kekuatan pertahanan khusus di Tebuireng ini,” kata Bung Tomo.

Tapi Mbah Hasyim menggeleng,

“Aku bertahan di sini saja.”

Para perwira jadi senewen,

“Bagaimana kalau barisan kami di garis depan koyak lantas sekutu menyerbu sampai ke sini?”

Semua orang sudah tahu bahwa Harun yang memeledukkan Jenderal Mallaby itu anak Tebuireng.

Mungkin anda juga suka

Mbah Hasyim menggamit putranya,

“Coba lihat pistolmu, Ud.”

“Ud” adalah panggilan kesayangan untuk Gus Yusuf Hasyim.

Mengamat-amati pistol di tangannya, Sang Ayah bergumam,

“Gimana cara makainya ya?” lalu tanpa mendongak berkata kepada anaknya, “Coba kau ajari aku, Ud.”

Gus Ud pun mengajari ayahnya cara mengokang, membidik dan teknik menarik pelatuk supaya pistol tidak terlalu bergoyang. Sang ayah mengikuti pelajaran dengan khusyu’.

Setelah tamat pelajaran dan sedikit latihan membidik-bidik walau tak sampai menembak karena tak mau buang-buang peluru, Mbah Hasyim menyimpan pistol itu di sakunya sendiri.

“Ini kupinjam ya, Ud. Biar aku bisa melawan kalau sekutu sampai ke mari. Kamu cari lagi yang lain.”

Gus Ud mengangguk, tak bisa lain. Lalu rombongan perwira terpaksa membawa kembali ke garis depan prajurit-prajurit yang sedianya ditugasi mengawal Mbah Hasyim mengungsi.

Mbah Hasyim kukuh di Tebuireng. Ditemani beberapa santri. Dan pistol milik anaknya.

Related Articles

One Comment

  1. Pingback: Cinta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button