The Two Popes (Dua Orang Paus)
Disclaimer: Ini bukan tentang Paus Katholik dan Paus NU
GUSYAHYA.ID – Seorang kanibal pembunuh serial yang jenius dan karismatik, dingin dan menyeramkan dalam cara yang paling subtil, menjelma wakil Tuhan di bumi, penafsir paripurna ayat-ayat dan kehendakNya, panutan penanggung jawab keselamatan lebih dari 1,3 milyar jiwa manusia. Anthony Hopkins memainkan kedua peran itu dengan sempurna.
Jonathan Pryce tak kalah dahsyatnya. Seorang High Sparrow pemimpin kaum fanatik yang memandang penyiksaan dan pembunuhan sebagai pengabdian agama, menjelma imam yang bertobat dari kesetiaan kepada Lembaga untuk setia kepada kemanusiaan.
Barang siapa menonton “Silence of The Lambs” dan “Game of Thrones”, akan merasakan ketakjuban yang tandas akan seni peran yang dipertontonkan secara adiluhung oleh kedua aktor begawan itu dalam “The Two Popes”.
Tapi di atas segalanya adalah memahami pergantian di antara dua paus, dari Paus Benediktus XVI ke Paus Fransiskus, sebagai momentum yang mencerminkan pergulatan Gereja Katolik dalam menghadapi perubahan jaman yang serba bikin mumet dan penuh kesedihan.
Baca Juga Ide Gus Yahya Terbaru
Kardinal Joseph Aloisius Ratzinger sejak 1968 menekuni karir sebagai pendeta intelektual yang berjuang mempertahankan “Katholik Salafi” di hadapan tantangan wacana sekuler di Barat, dan meneruskan posisi teologis itu sebagai Paus Benediktus XVI.
Tapi deru perubahan peradaban membuatnya merasa semakin berjarak dengan realitas. Idealismenya membentur tembok takdir dunia. Dan ia lantas terpuruk dalam ngungun sepi, menunggu-nunggu Suara Tuhan datang kepadanya dengan perintah yang lebih jelas tentang Apa MauNya.
Ia merasa suara itu akhirnya datang dalam kehadiran seorang Kardinal Jorge Mario Bergoglio, yang ingin mengajukan pengunduran diri dari jabatan keuskupan karena merasa lelah dalam pergulatan yang sulit antara kepentingan lembaga dan desakan rasa kasih-sayangnya kepada manusia.
Baca Juga Menuju Peradaban Baru
Uskup Argentina itu sendiri mengalami trauma mengerikan ketika membuat pilihan buruk antara menyelamatkan lembaga atau membela manusia, di hadapan teror Junta Militer Jorge Rafael Videlda.
Dalam kehadiran Uskup Bergoglio ke Vatikan untuk mengajukan pengunduran diri itu, Paus Benediktus XVI merasa mendengar Tuhan berkata,
“Pergilah, wahai abdiKu yang setia. Biarkan orang ini menggantikanmu”.
Maka, alih-alih pengunduran diri Uskup Bergoglio diterima, justru Paus Benediktus XVI yang mundur. Kemudian dengan mudah Konklaf (musyawarah besar para Kardinal) memberi suara mutlak, nyaris aklamasi, kepada Uskup Bergoglio untuk menjadi Paus yang baru, Paus Fransiskus.
One Comment